YONIF RAIDER 400/BANTENG RAIDERS
SEJARAH BANTENG RAIDERS
SEJARAH KESATUAN BATALYON INFANTERI
RAIDER 400/BANTENG RAIDER
( 401 BANTENG RAIDERS )
R A I D E R
1). ROBEK-ROBEKLAH DADAKU, MERAH PUTIH JIWAKU
2). AKU KESATRIA PELINDUNG RAKYAT PEMBELA BANGSAKU
3). INGAT PENGABDIANKU TAK AKAN PERNAH SURUT
4). DARMA BHAKTIKU HINGGA AKHIR HAYATKU
4). ENYAHKAN SEMUA MUSUH NEGARA DAN BANGSAKU
5). RAIH KEMENANGAN DEMI KEUTUHAN NKRI
Batalyon Infanteri Raiders 400/Banteng Raiders yang berada di jalan setiabudi No.1 Srondol Banyumanik, Semarang, Jawa Tengah adalah Batalyon di bawah langsung Panglima Kodam IV/Diponegoro. Dan merupakan pasukan yang mempunyai kemampuan khusus yang latihannya digembleng di Pusdikpasus Kopasus.
Sejak berdirinya, batalyon ini sudah sebelas kali berganti nama. Bermula di bawah resimen, menjadi pasukan Dharma Putra Kostrad, sampai pernah batalyon ini akan dilikuidasi menjadi Parako yang sekarang Kopasus. Namun, meski sering berganti nama, jiwa Banteng Raiders masih terus tertanam.
Dari dahulu Banteng Raiders disegani kawan maupun lawan, di buktikan dalam setiap pertandingan ataupun penugasan selalu mendapatkan hasil yang gemilang, namun sayang, batalyon ini kurang di perhatikan oleh TNI-AD di bandingkan teman seperjuangan dari satuan Kujang.
Mungkin karena sejarah kelam pada saat terjadinya G30 S/PKI yang melibatkan beberapa prajurit Banteng Raiders, sehingga kami merasa kurang diperhatikan. Namun kami prajurit Banteng Raiders tidak akan pernah turun semangat. Kami akan selalu berpedoman bahwa Pancasila dan NKRI adalah harga mati.
Sejarah adalah pengalaman yang berharga. Tanpa sejarah laksana makan tanpa garam, artinya tidak terasa, tidak ada maknanya. Meski sejarah ini hanya bagian kecil dari sejarah Bangsa Indonesia, namun mengingat pentingnya sejarah satuan ini dan upaya memelihara kebanggan, maka perlu kiranya rangkaian sejarah tersebut di bukukan guna menjaga kelestarian kebudayaan satuan untuk generasi mendatang, sehingga Yonif 400/Raider semakin solid dan mampu menghadapi tantangan tugas dimasa yang akan datang.
LATAR BELAKANG PEMBENTUKAN
Sejak Proklamasi 17 Agustus 1945, Negara RI telah diwarnai adanya pemberontakan-pemberontakan hampir di seluruh persada, termasuk wilayah Jateng dan DIY, khususnya di wilayah Karesidenan banyumas dan Karesidenan Pekalongan, salah satunya oleh kelompok yang menamakan dirinya DI/TII. Sedangkan daerah yang menjadi aksi keganasan DI/TII meliputi Kabupaten Banyumas, Kabupaten Tegal, Kabupaten Brebes, Kabupaten Pemalang, dan Kabupaten Pekalongan Sebagai basis gerombolan DI/TII di wilayah Gunung Gajah dan Gunung Semedo.
Dalam menghadapi merajalelanya pemberontakann DI/TII yang merongrong Negara Kesatuan Republik Indonesia, dengan berusaha mengubah dasar Negara kita menjadi Negara Islam, Maka TNI pada saat itu mengirimkan pasukan untuk menumpas DI/TII, namun hasilnya kurang maksimal dengan adanya banyak korban di pihak TNI dan rakyat yang tidak berdosa. Penumpasan DI/TII yang di pimpin oleh Letnak Kolonel Sarbani di lanjutkan oleh Letnan Kolonel Bachrun, Tidak membuahkan hasil maksimal.
Setelah diserahkan kepada Letnan Kolonel Ahmad Yani ( YANG SEKARANG MENJADI PAHLAWAN REVOLUSI JENDRAL ANUMERTA AHMAD YANI ), yang bertugas sebagai Komandan BE-N SUB TERR-XII, beliau berfikir bagaimana caranya untuk menumpas DI/TII. Maka dibentuklah pasukan-pasukan kecil yang mempunyai daya gempur, daya kejut, dan bermental baja. Mereka di bentuk dengan gemblengan yang keras, bagaimana agar bias menghadapi situasi sesulit apapun. Pasukan ini di namakan pasukan BANTENG RAIDERS dengan simbol KEPALA BANTENG, yang berarti apa bila terluka bukanya mundur, tetapi mangamuk bagaikan banteng yang terluka.
Operasi penumpasan DI/TII yang dinamakan Gerakan Banteng Nasional ( GBN ), yang komando operasinya bermarkas di Slawi, Tegal, Jawa Tengah, ini berhasil dengan gemilang. Batalyon ini juga menjadi cikal bakal berdirinya KOPASUS.
DASAR PEMBENTUKAN
Pada tangal 21 mei 1952, berkat kreasi baru dari Letkol A.yani yang merupakan ekperimen dari 2 kompi bergerak secara kesatuan kecil dalam melaksanakan operasi2 membawa suatu keutungan dalam bertempur. Sedangkan 2 kompi tersebut merupakan satuan terpilih dari:
Kompi Banteng Raiders-1 di pimpin oleh kapten Pujadi, merupakan anggota pilihan dari Batalyon 401/Rajawali pimpinan Kapten Oemarsaid.
Kompi Banteng Raiders-II dipimpin oleh Kapten Hadibroto, merupakan anggota pilihan dari Batalyon 402/Banteng Loreng pimpinan Mayor Soerono.
Kedua kompi tersebut dilatih dalam Battle Training Centre ( BTC ) Bandungan Sumowono, selama 6 minggu ( Dasar Skep Pang Terr No. 32/b-4/D III/1952). Karena keberhasilan 2 kompi dalam melaksanakan Operasi Raid.Kemudian berdasarkan Skep Pangter Nomor 56/B-4/TT IV/1952 tanggal 2 agustus 1952, pasukan ini ditambah 2 Kompi yang merupakan prajurit pilihan yaitu:
Kompi Banteng Raiders-III di pimpin Kapten Sugiono, merupakan anggota pilihan dari Batalyon 403/Pendowo pimpinan Mayor Soedarmo
Kompi Banteng Raiders-IV dipimpin oleh Kapten Idris, merupakan anggota pilihan dari Batalyon 404/Cocor Merah pimpinan Kapten Purwoto.
Atas perintah Pangter IV untuk menambah 1 lagi Kompi Banteng Raiders-V dipimpin oleh lettu Ali Murtopo, yang diambil dari Batalyon 407/Apris pimpinan kapten Ngadimin.
Kompi Staf/Markas dipimpin oleh Karta Brata merupakan anggota pilihan dari batalyon 405/Singo Wereng, 406, dan Batalyon 407.
Berdasarkan Surat Keputusan Panglima Terr IV nomor 5/B-4/ADJEN/4/1953 tanggal 23 Maret 1953. Bertempat di Balikota Tegal diresmikan Batalyon 431/BANTENG RAIDERSdengan motto/semboyan “ PANTANG MUNDUR”. Motto ini diberikan oleh Letkol Achmad Yani. Organisasi ini merupakan sandi ROI-I, sedangkan sebagai komandan batalyon ( Danyon ) pertama yaitu Kapten Hardoyo. Batalyon Banteng Raiders pertama ini mendapat julukan BR I.
Selanjutnya anggota 431/BR yang di bentuk saat itu di ambil dari anggota-anggota pilihan dari seluruh kesatuan yang ada di daerah Teritorium IV dan langsung di latih serta di gembleng oleh Letkol A. Yani. Batalyon pada saat itu bernama BANTENG, karena di dalam melaksanakan operasi penumpasan DI/TII mengunakan gerakan-gerakan taktik nonkonvensional, yakni gerakan-gerakan RAID ( taktik ayam alas dan nyudung) dan berhasil sehingga batalyon ini sangat terkenal dengan nama BATALYON BANTENG RAIDERS. Boleh di katakan, Batayon inilah pelopor adanya satuan-satuan Raiders yang ada di Indonesia
Peremajaan Batalyon Infanteri 401/Banteng Raiders di mulai pada awal tahun 1958, dengan menyaring kembali anggota BR I sebagai inti, dan tenaga tambahan di ambil dari tamtama remaja yang telah menempuh diklat di Depo 2, selanjutnya di latih BTC Sapta Arga yang berada di Purworejo Generasi ini disebut BR II dengan julukan Si Gudel ( Anak Kerbau), karena mayoritas anggota belum pernah operasi. Pada awal tahun 1961, Batalyon banteng Raiders menempuh Kualifikasi Raiders di Bruno dan melanjutkan pendidikan Para, sehingga menjadi Yonif dengan Kualifikasi Para.
Sejak berdirinya, Batalyon Infanteri 400/Raiders mengalami pergantian nama sebagai Berikut:
a. Tanggal 23 Maret 1953 bertempat di Balikota Tegal diresmikan Batalyon 431/BANTENG RAIDERS dengan motto/semboyan “PANTANG MUNDUR”. Motto/semboyan ini diberikan oleh Letkol Achmad Yani.Organisasi ini merupakan sandi ROI-I. Bersamaan upacara tersebut telah di lantik pejabat Wadanyon yang di jabat Kapten Hardoyo. Batalyon Banteng pertama Ini mendapat julukan BR I.
b. Tanggal 14 Mei 1958. Tentang perubahan menjadi Batalyon BR-II, dislokasi di Purwokerto.
c. Tanggal 30 Oktober 1962 menjadi Batalyon 454/PB-2. Dislokasi Srondol, Semarang.
d. Tanggal 17 Nopember 1965, tentang perubahan menjadi A/PARA. Dislokasi di Srondol Semarang.
e. Tanggal 07 Februari 1966, Tentang perubahan menjadi Yonif 401/PARA BR Dislokasi di Srondol, Semarang.
f. Tanggal 29 Agustus 1970, tentang perubahan nama menjadi Yonif Linud 401/BR ( Organik Kostrad). Dislokasi di Srondol, Semarang.
g. Tanggal 10 September 1979. Tentang perubahan nama menjadi Yonif 401/PARA BR Dislokasi di Srondol, Semarang.
h. Tanggal 27 februari 1985 menjadi yonif 401/BR. Dislokasi di Srondol, Semarang.
i. Tanggal 19 April 1985. Tentang perubahan menjadi pasukan pemukul/PPRC Kodam IV/Diponegoro.
j. Tahun 1987 mrnjadi Pasukan Mobil Kodam (PMK) Kodam IV/Diponegoro. Dislokasi di Srondol, Semarang.
k. Tanggal 15 Desember 2003 tentang pembekuan 8 Satuan Yonif pemukul Kodam dan 2 satuan satuan Kostrad, serta pengesahan pembentukan 10 Batalyon Raiders di jajaran TNI-AD termasuk di dalam nya Yonif 401/Banteng Raiders di ubah menjadi Yonif 400/Raiders Kodam IV/Diponegoro. Dislokasi di Srondol, Semarang.
Atas prakarsa KASAD yang waktu itu di jabat Jendral TNI Ryamizard Ryacudu, untuk membentuk pasukan 10 Batalyon Raiders yang terdiri dari 8 yonif PMK masing masing kodam dan 2 Yonif Kostrad, pada bulan Juni dilaksanakan latihan Pra-Raiders di sekitaran Yonif 400/R selama 3 bulan. Dilanjutkan latihan Raiders mulai dari Paliyan, Gumung Kidul Komplek, sampai Cilacap
l. Berdasarkan surat keputusan Kasad no SKEP/46/XII/2003 tanggal 15 Desember 2003, yonif 401/BR dibekukan. Kemudian di ubah menjadi 400/Raiders.
m. Tanggal 2 Juni 2016 Pangdam IV/DIP MAYJEN TNI Jaswandi meresikan Perubahan nama Yonif Raider 400/Banteng Raiders. Dislokasi di Srondol, Semarang.
TUNGGUL TUNGGUL BATALYON
I. TUNGGUL ANDINI
Berdasarkan surat keputusan Pangdam VII Dip no KPTSD/104/IX/1960 tagl 22 September 1960 ,terhitung mulai tgl 5 Oktober 1960 di berikan tunggul yang pertama ANDINI, sebuah nama lembu jantan yang sangat keramat dan sakti milik batahara guru. ANDINI adalah lembu tunggangan atau kendaraan bagi batara guru, dewa pencipta hidup yang maha besar. Di takuti sebagai pemusnah hidup dan sebagai dewa pertapa.
Riwayat asal ANDINI bagai raja andaka, yang maha nyakrawati di suatu tempat di pegunungan. ANDINI merupakan lembu yang dapat terbang di anggkasa, juga sekor lembu/andaka yang tekun dalam ulah tanpa dan mampu melakukan anjali pada dewanya. Sifat-sifat utama lembu dewa yang sakti inilah yang di jadikan lambang kepribadian bagi Yonif 401/BR, yang bermakna filosofi bahwa sebagai bayangkara negara wajib dengan gagah berani dan pantang mundur menghadapi segala mala petaka yang mengancam keselamatan Negara. Karena sebagai Bhayangkara Negara, wajib memiliki jiwa dan cita cita yang luhur. Termasuk mampu menundukan nafsu anggkara murkanya dalam mengabdikan diri pada Bangsa dan Negara.
II. TUNGGUL JATAYU
Berdasarkan surat keputusan pangdam VII/Dip no KPTS/257/IX/1961, tanggal 20 September 1961, terhitung mulai tanggal 05 Oktober 1961 menerima tunggul JATAYU, yang bisa di terangkan sebagai berikut :
1. Sri Jatayu telah di beritahu oleh ayahnya ( pendeta Sakti ) bahwa putra Dhosoroto, Raden Romom Witoiyo adalah titisan dari Batahara Wisnu.
2. Dalam cerita Ramayana, pembelaan Sri JATAYU terhadap Sri Rama yang gagah dan gigih melawan angkara murka Prabu Rahwana, Raja Alengka Pura, mengakibatkan Sri Jatayu menderita Luka parah kehilangan 1 sayapnya hingga tinggal menunggu saat gugur. Dalam penderitaan, Srijatayu terhadap mempertahankan hidupnya. Ia tidak menghembuskan nafas penghabisannya sebelum dapat menyampaikan laporan kepada Rama Wijaya tantang peristiwa yang perlu di rintis dalam perjuangan selanjunya. Hal ini mengambarkan betapa besar kesetiaan pada Nusa dan Bangsa, yang di kandung prajurit, hingga hembusan nafas penghabisan.
3. Arti warna tunggul JATAYU
a. Pita
Sifat: merupakan pita tertunggal yang pada kedua ujungnya melipat cekung ke muka ( membuka).
Arti: selalu bersifat menengadah kepad yang maha ESA (JAWAMANGUSWO/SUMUNGKEM/TANSAH MATRAPAKE SEMBAH MARANG GUSTINE).
b. Bokor sesaji
Sifat: biasanya berisikan bunga2 ( kembang setaman) berwarna hitam.
Arti : sesaji maksudnya leladi. Hitam maksudnya langgeng/tulus.
Jadi arti seluruhnya Leladi atau berbakti yang tulus untuk nusa dan bangsanya.
c. Kangkung tirto
Sifat:
1. Tumbuhan yang hidup di dua alam, yaitu tanah dan air
2. Melilit/menjalar dan pada ujungnya melengkung kedalam ( Ukel Minang Kara)
3. Jenis tumbuhan yang menjalar, mudah hidup sendiri sekalipun terputus2.
4. Jenis tumbuhan yang tangkai/ dahannya kosong tidak berisi ( 0 )
Arti:
1. Dapat menyesuaikan diri dalam suasana alam atau masyarakat dimanapun.
2. Cepat dalam kerja bahktinya, sedangkan ukel minangkara yang berwujud rendah bagian muka dan tinggi bagian belakangnya mengandung maksud harus selalu waspada dan mampu menelaah segala tinggi rendahnya persoalan ( JAWA : ngerti marang endek duwuring sangkan parang ).
3. Dapat hidup yang mandireng ( Zelis Tanding ).
4. Memepertinggi amal karanya yang hampa akan rasa kepemilikan sesuatu.
d. Cempaka mulia
Sifat:
1. Bunga menghias taman ( pepasren).
2. Harum/sedap baunya luar dalam ( gondo arum).
Arti:
1. Selalu dapat menunjukan ketinggian budi dan dapat mendapatkan fungsi pribadinya didalam masyarakat.
2. Budi luhur, ynag mewujudkan pada lahir serta batinnya.
e. Makara
Terdiri dari lukisan pita, bokor, sesaji, kangkung tirto, dan cempaka mulia.
Sifat: berbentuk suatu kepala raksasa/denawa.
Arti: selalu dapat menguasai rasa nafsu anggkara dan kemurkaan.
f. Bintang
Sifat : benda alam, menghias angkasaraya dam menjadi petunjuk iklim.
Arti: mampu menjadi sauri tahuladan dalam fungsinya sebagai tulang punggung masyarakat. Mampu menjadi petujuk jalan.
g. Tata warna
1. Kuning :
- Jaya dan bercita2 luhur.
- Jiwa yang bergaya hidup.
- Keteguhan iman dan berbudi luhur.
2. Putih :
Suci, jujur dan adil dalam segala tindak.
3. Hijau :
- Keadaan alam ( medan) diman angkatan darat secra umum melaksanakan tugas pengabdiannya.
- Kesuburan persada bumi Indonesia dimana Anggkatan Darat di lahirkan, hidup, dibesarkan, dan berpijak.
- Kemakmuran dan kesejahteraan Indonesia adalah cita2 setiap prajurit.
- Kesegaran jiwa prajurit dalam pengabdiannya terhadap cita2 dan tanah air.
4. Hitam :
- Tegak dan tawakal ( langgeng/sempurna ).
- Tegak, teguh, dan tenang.
- Hening, eling, dan waspada.
- Sentosa lahir dan batinnya.
5. Merah:
- Suadaya jiwa prajurit yang gagah berani dan bertanggung jawab.
- Kesanggupan dan kesediaan untuk berbakti dan berkurban.
- Tegas dan bijaksana.
III. TUNGGUL RAIDERS
Berdasarkan Surat Keputusan KASAD NO SKEP/46/XII/2003tanggal 15 Desember 2003 tentang pembekuan 8 satuan yonif pemukul Kodam dan 2 satuan yonif Kostrad, serta pengesahan pembentukan 10 satuan Yonif Raiders di jajaran TNI AD, termasuk di dalam nya Yonif 401/Banteng Raiders berubah menjadi Yonif 400/Raiders dan pemberian tungggul baru RAIDER.
1. Makna Lambang Satuan
Tunggul Batalyon Infanteri 400/Raiders terdiri dari kepala tunggul dan bendera tunggul yang bernama RAIDERS, dengan warna dasar hijau lumut dan terdapat lambang Kartika Eka Paksi, tulisan Batalyon Infanteri 400/Raiders, sebuah perisai berlatar belakang merah putih, dan terdapat petir dan sangkur emas serta bertuliskan CEPAT SENYAP TEPAT yang dapat di artikan sebagai berikut:
a. Warna hijau lumut yang mengandung arti keadaan alam persada bumi Indonesia dengan kemakmuran dan kesejahteraan, menjadi cita2 setiap Prajuruit Raider dimanapun berada dan bertugas.
b. Kartika Eka Paksi merupakan lambang dari TNI AD dimana 10 Batalyon Raiders merupakan Kesatuan andalan AD.
c. Perisai dengan petir dan pisau berwarna Emas mengandung makna sebagai berikut:
1. Perisai berlatar belakang warna bendera merah putih mengandung makna bahwa setiap Prajurit Raiders selalu siap sedia sebagai benteng terdepan untuk mempertahankan tetap tegaknya NKRI.
2. Petir dengan berwarna dasar emas mengandung makna bahwa Prajurit Raiders dengan kemampuan dan ketangkasan yang di miliknya mampu bertindak cepat dengan sasaran terpilih dan pendadakan.
3. Pisau dengan warna dasar emas mengandung makna sebagai berikut:
1. Mencerminkan ketajaman berolah pikir dan berolah yuda yang menjadi ciri khas Prajurit Raiders
2. Tanpa mengunakan senjata yang modern, Prajurit Raiders mampu mendekati, memilih, dan menghancurkan sasaran.
3. Tulisan “CEPAT SENYAP TEPAT” merupakan semboyan Prajurit Raiders yang mengambarkan seorang Prajurit Raiders harus dab dapat bergerak cepat dengan senyap untuk mendekati sasaran dan tepat pada sasaran yang di tuju.
2. Bendera perang satuan
Angka 401, senjata silang, dan warna dasar bendera hijau/merah.
Angka 401 merupakan angka bagi satuan 401 banteng raiders, sedangkan senjata silang melambangkan satuan infantri di tubuh TNI AD.
a. Warna hijau melambangkan:
1. Keadaan alam ( medan ) dimana Anggkatan Darat pada umum nya melaksanakan tugas pengabdiannya.
2. Kesuburan persada bumi Indonesia dimana AD di lahirkan, hidup., dibesarkan, dan berpijak.
3. Kemakmuran dan kesejahteraan Indonesia adalah cita2 setiap Prajurit.
4. Kesegaran jiwa Prajurit dalam pengabdiannya terhadap cita2 dan tanah air.
b. Warna merah melambangkan :
1. Swadaya jiwa Prajurit yang gagah berani dan bertanggung jawab.
2. Kesanggupan dan kesediaan untuk berbakti dan berkorban.
3. Tegas dan bijaksana.
c. Sangkur terhunus dan granat tangan yang di gemgam erat oleh kedua tangan dilatar belakangi helm baja berwarna dasar putih mengandung makna bahwa prajurit 401 BR memiliki ketajaman dan kedahsyatan dalam bertindak untuk mencapai kemenangan dalam setiap pertempuran yang di tunjukkan dengan kesucian, kejujuran, dan keadilan dalam mengemban setiap tugas dengan tekat membaja dan pantang menyerah demi ke utuhan NKRI.
d. Sesanti, “ Hing Ngarso Musana Yudha “ yang mengandung arti, dengan kemauan yang kuat dengan di landasi iman akan selalu maju terus pantang mundur sebelum memenangkan suatu pertempuran.
SEMBOYAN SEMBOYAN PRAJURIT RAIDERS
Guna menambah semangat dan mengobarkan jiwa korsa antar Prajurit, maka satuan Yonif Raider 400/BR mengunakan semboyan-semboyannya yang dapat membangkitkan kecintaan dan kebanggan terhadap satuan.
1. HANGOLONG TEKAT WIWARANING DJURIT
Semboyan ini terdapat pada kepala panji dimana dilukiskan tahun sangkalan ( surya sangkolo).
a. Golong mempunyai watak 1
b. Tekat mempunya watak 6
c. Wiworo mempunyai watak 9
d. Djurit mempunyai watak 1
Suatu pencatatan tahun dimana yon Banteng Raiders di bentuk menjadi Batalyon para caduad pada tahun 1961 yang mengandung arti, setiap Prajurit mempunyai gegebengan tekat 1, yaitu setia terhadap nusa dan bangsa sampai hembusan nafas terakhir.
2. LIMA PRINSIP PRAJURIT BANTENG RAIDERS.
Adapun lima prinsip prajurit Banteng Raiders tersebut sebagai berikut:
1. Harus berani dan tabah bertempur dalam jarak dekat
2. Harus dapat muncul dengan tiba2 di daerah lawan
3. Berani bertempur dengan kelompok kecil dan pantang mundur
4. Pelihara kontak kejar dan hancurkan
5. Harus selalu dapat merebut persenjataan musuh.
3. PANTANG MUNDUR
Semboyan ini di berikan oleh letkol Inf Achmad Yani sebagai bapak pendiri BR yang mempunya arti bahwa setiap Prajurit Banteng Raiders. Tidak mengenal menyerah dan tidak pernah mundur dalam menghadapi setiap tantangan dan harus mencapai setiap sasaran yang di tuju .
4. BANTENG RAIDERS, PANTANG MUNDUR.
Semboyan ini di gunaklan untuk salam atau penghormatan antar Prajurit Banteng Raiders dalam satuan pemberi salam /hormat mengucapkan “ Banteng Raiders ” yang menerima /,membalas mengucapkan “ Pantang Mundur “.
5. CEPAT SENYAP TEPAT.
Semboyan Prajurit Raiders yang mengambarkan seorang Prajuris Raiders harus dapat bergerak cepat, sehingga mempunya daya kejut dengan senyap tanpa di ketahui oleh musuh untuk mendekati sasaran, dan tepat pada sasaran yang di tuju.
PATUNG MOTIFASI PRAJURI BANTENG RAIDERS
MAKNA DAN ARTI
Patung motifasi yang di buat atas prakarsa Danyonif 401/BR ke-18 letkol Inf Djawas Yusuf NRP 23605 yang di resmikan Pangdam IV/Diponegoro Mayjen TNI Setiana pada tanggal 19 April 1988, merupakan bentuk perwujudan replika prajurit Banteng Raiders yang mampu menumbuhkan jiwa motifasi bagi prjurit Banteng Raiders yang melihat dengan hati nuraninya
Ide ini pun di dukung sepenuhnya oleh Prof Boedi Santoso, seorang Intelektual sipil yang berjiwa Banteng Raiders dalam membela nusa dan bangsa
Patung motifasi ini adalah bentuk nyata dari seorang prajurit Banteng Raiders atas nama PRATU SUNAWAN PUTRA JAYA yang merupakan prototipe prajurit Banteng Raiders sejati yang mempunyai otot kawat balung wesi,dalam artian mampu menghadapi segala tantangan dan rintangan.
Adapun makna yang terkandung dalam patung motifasi ini adalah :
1. Dengan bentuk patung yang sempurna seorang prajurit yang berteriak dengan penuh semangat, dengan sikap kuda-kuda kiri depan berpakaian PDLT, beratribut lengkap sesuai dengan kualifikasinya, mengandung makna bahwa prajurit Banteng Raiders selalu siap sedia untuk mendarmabaktikan jiwa dan raganya dengan kemantapan hati demi tegaknya NKRI.
2. Tangan kanan mengangkat senjata di atas kepala mengandung makna bahwa prajurit Banteng Raiders memiliki ketrampilan yang handal dalam pertempuran, dengan selalu mengasah kemampuan kemampuan yang di miliki agar dapat menyatu dengan alat yang di miliki pemiliknya.
3. Tangan kiri memegang tunggul bendera JATAYU, mengandung makna bahwa prajurit Banteng Raiders selalu menjunjung tinggi panji-panji satuan dalam melaksanakn tugas dimanapun berada dan akan berusaha sampai titik darah penghabisan untuk tetep mempertahankan nama besar Banteng Raiders.
4. Arti dari tunggul jatayu sendiri sudah kita jelaskan di bagian lambang Satuan. Dalam hal ini mengambarkan betapa besarnya kesetiaan kepada kesatuan, juga Bangsa dan Negara
5. Bebatuan sebagai alas berdirinya patung motifasi mengandung makna bahwa setiap tugas yang di bebankan akan banyak menghadapi rintangan dan hambatan. Degan demikian diharapkan setiap prajurit Banteng Raiders mampu bertindak secara profesional dalam menghadapi tugas seberat apapun.
6. Patung yang berdiri diatas pondasi putih berbentuk segi empat dengan bertuliskan nama-nama prajurit Banteng Raiders yang telah gugur dalam mendharmabaktikan untuk Bangsa dan Negara. Makna yang di ambil bahwa untuk menjadi prajurit Banteng Raiders harus selalu siap mengorbankan jiwa dan raga untuk nusa dan bangsa demi ke utuhan NKRI.
7. Batu prasasti di bawah patung bertuliskan “ YONIF 401 SATUAN PEMUKUL KODAM TUNJUKKAN KEMAMPUANMU ITU” mengandung makna bahwa Prajurir Banteng Raiders dalam tugas apapun harus memberikan yang terbaik demi kejayaan Banteng Raiders.
SEJARAH BANTENG RAIDERS
SEJARAH KESATUAN BATALYON INFANTERI
RAIDER 400/BANTENG RAIDER
( 401 BANTENG RAIDERS )
R A I D E R
1). ROBEK-ROBEKLAH DADAKU, MERAH PUTIH JIWAKU
2). AKU KESATRIA PELINDUNG RAKYAT PEMBELA BANGSAKU
3). INGAT PENGABDIANKU TAK AKAN PERNAH SURUT
4). DARMA BHAKTIKU HINGGA AKHIR HAYATKU
4). ENYAHKAN SEMUA MUSUH NEGARA DAN BANGSAKU
5). RAIH KEMENANGAN DEMI KEUTUHAN NKRI
Batalyon Infanteri Raiders 400/Banteng Raiders yang berada di jalan setiabudi No.1 Srondol Banyumanik, Semarang, Jawa Tengah adalah Batalyon di bawah langsung Panglima Kodam IV/Diponegoro. Dan merupakan pasukan yang mempunyai kemampuan khusus yang latihannya digembleng di Pusdikpasus Kopasus.
Sejak berdirinya, batalyon ini sudah sebelas kali berganti nama. Bermula di bawah resimen, menjadi pasukan Dharma Putra Kostrad, sampai pernah batalyon ini akan dilikuidasi menjadi Parako yang sekarang Kopasus. Namun, meski sering berganti nama, jiwa Banteng Raiders masih terus tertanam.
Dari dahulu Banteng Raiders disegani kawan maupun lawan, di buktikan dalam setiap pertandingan ataupun penugasan selalu mendapatkan hasil yang gemilang, namun sayang, batalyon ini kurang di perhatikan oleh TNI-AD di bandingkan teman seperjuangan dari satuan Kujang.
Mungkin karena sejarah kelam pada saat terjadinya G30 S/PKI yang melibatkan beberapa prajurit Banteng Raiders, sehingga kami merasa kurang diperhatikan. Namun kami prajurit Banteng Raiders tidak akan pernah turun semangat. Kami akan selalu berpedoman bahwa Pancasila dan NKRI adalah harga mati.
Sejarah adalah pengalaman yang berharga. Tanpa sejarah laksana makan tanpa garam, artinya tidak terasa, tidak ada maknanya. Meski sejarah ini hanya bagian kecil dari sejarah Bangsa Indonesia, namun mengingat pentingnya sejarah satuan ini dan upaya memelihara kebanggan, maka perlu kiranya rangkaian sejarah tersebut di bukukan guna menjaga kelestarian kebudayaan satuan untuk generasi mendatang, sehingga Yonif 400/Raider semakin solid dan mampu menghadapi tantangan tugas dimasa yang akan datang.
LATAR BELAKANG PEMBENTUKAN
Sejak Proklamasi 17 Agustus 1945, Negara RI telah diwarnai adanya pemberontakan-pemberontakan hampir di seluruh persada, termasuk wilayah Jateng dan DIY, khususnya di wilayah Karesidenan banyumas dan Karesidenan Pekalongan, salah satunya oleh kelompok yang menamakan dirinya DI/TII. Sedangkan daerah yang menjadi aksi keganasan DI/TII meliputi Kabupaten Banyumas, Kabupaten Tegal, Kabupaten Brebes, Kabupaten Pemalang, dan Kabupaten Pekalongan Sebagai basis gerombolan DI/TII di wilayah Gunung Gajah dan Gunung Semedo.
Dalam menghadapi merajalelanya pemberontakann DI/TII yang merongrong Negara Kesatuan Republik Indonesia, dengan berusaha mengubah dasar Negara kita menjadi Negara Islam, Maka TNI pada saat itu mengirimkan pasukan untuk menumpas DI/TII, namun hasilnya kurang maksimal dengan adanya banyak korban di pihak TNI dan rakyat yang tidak berdosa. Penumpasan DI/TII yang di pimpin oleh Letnak Kolonel Sarbani di lanjutkan oleh Letnan Kolonel Bachrun, Tidak membuahkan hasil maksimal.
Setelah diserahkan kepada Letnan Kolonel Ahmad Yani ( YANG SEKARANG MENJADI PAHLAWAN REVOLUSI JENDRAL ANUMERTA AHMAD YANI ), yang bertugas sebagai Komandan BE-N SUB TERR-XII, beliau berfikir bagaimana caranya untuk menumpas DI/TII. Maka dibentuklah pasukan-pasukan kecil yang mempunyai daya gempur, daya kejut, dan bermental baja. Mereka di bentuk dengan gemblengan yang keras, bagaimana agar bias menghadapi situasi sesulit apapun. Pasukan ini di namakan pasukan BANTENG RAIDERS dengan simbol KEPALA BANTENG, yang berarti apa bila terluka bukanya mundur, tetapi mangamuk bagaikan banteng yang terluka.
Operasi penumpasan DI/TII yang dinamakan Gerakan Banteng Nasional ( GBN ), yang komando operasinya bermarkas di Slawi, Tegal, Jawa Tengah, ini berhasil dengan gemilang. Batalyon ini juga menjadi cikal bakal berdirinya KOPASUS.
DASAR PEMBENTUKAN
Pada tangal 21 mei 1952, berkat kreasi baru dari Letkol A.yani yang merupakan ekperimen dari 2 kompi bergerak secara kesatuan kecil dalam melaksanakan operasi2 membawa suatu keutungan dalam bertempur. Sedangkan 2 kompi tersebut merupakan satuan terpilih dari:
Kompi Banteng Raiders-1 di pimpin oleh kapten Pujadi, merupakan anggota pilihan dari Batalyon 401/Rajawali pimpinan Kapten Oemarsaid.
Kompi Banteng Raiders-II dipimpin oleh Kapten Hadibroto, merupakan anggota pilihan dari Batalyon 402/Banteng Loreng pimpinan Mayor Soerono.
Kedua kompi tersebut dilatih dalam Battle Training Centre ( BTC ) Bandungan Sumowono, selama 6 minggu ( Dasar Skep Pang Terr No. 32/b-4/D III/1952). Karena keberhasilan 2 kompi dalam melaksanakan Operasi Raid.Kemudian berdasarkan Skep Pangter Nomor 56/B-4/TT IV/1952 tanggal 2 agustus 1952, pasukan ini ditambah 2 Kompi yang merupakan prajurit pilihan yaitu:
Kompi Banteng Raiders-III di pimpin Kapten Sugiono, merupakan anggota pilihan dari Batalyon 403/Pendowo pimpinan Mayor Soedarmo
Kompi Banteng Raiders-IV dipimpin oleh Kapten Idris, merupakan anggota pilihan dari Batalyon 404/Cocor Merah pimpinan Kapten Purwoto.
Atas perintah Pangter IV untuk menambah 1 lagi Kompi Banteng Raiders-V dipimpin oleh lettu Ali Murtopo, yang diambil dari Batalyon 407/Apris pimpinan kapten Ngadimin.
Kompi Staf/Markas dipimpin oleh Karta Brata merupakan anggota pilihan dari batalyon 405/Singo Wereng, 406, dan Batalyon 407.
Berdasarkan Surat Keputusan Panglima Terr IV nomor 5/B-4/ADJEN/4/1953 tanggal 23 Maret 1953. Bertempat di Balikota Tegal diresmikan Batalyon 431/BANTENG RAIDERSdengan motto/semboyan “ PANTANG MUNDUR”. Motto ini diberikan oleh Letkol Achmad Yani. Organisasi ini merupakan sandi ROI-I, sedangkan sebagai komandan batalyon ( Danyon ) pertama yaitu Kapten Hardoyo. Batalyon Banteng Raiders pertama ini mendapat julukan BR I.
Selanjutnya anggota 431/BR yang di bentuk saat itu di ambil dari anggota-anggota pilihan dari seluruh kesatuan yang ada di daerah Teritorium IV dan langsung di latih serta di gembleng oleh Letkol A. Yani. Batalyon pada saat itu bernama BANTENG, karena di dalam melaksanakan operasi penumpasan DI/TII mengunakan gerakan-gerakan taktik nonkonvensional, yakni gerakan-gerakan RAID ( taktik ayam alas dan nyudung) dan berhasil sehingga batalyon ini sangat terkenal dengan nama BATALYON BANTENG RAIDERS. Boleh di katakan, Batayon inilah pelopor adanya satuan-satuan Raiders yang ada di Indonesia
Peremajaan Batalyon Infanteri 401/Banteng Raiders di mulai pada awal tahun 1958, dengan menyaring kembali anggota BR I sebagai inti, dan tenaga tambahan di ambil dari tamtama remaja yang telah menempuh diklat di Depo 2, selanjutnya di latih BTC Sapta Arga yang berada di Purworejo Generasi ini disebut BR II dengan julukan Si Gudel ( Anak Kerbau), karena mayoritas anggota belum pernah operasi. Pada awal tahun 1961, Batalyon banteng Raiders menempuh Kualifikasi Raiders di Bruno dan melanjutkan pendidikan Para, sehingga menjadi Yonif dengan Kualifikasi Para.
Sejak berdirinya, Batalyon Infanteri 400/Raiders mengalami pergantian nama sebagai Berikut:
a. Tanggal 23 Maret 1953 bertempat di Balikota Tegal diresmikan Batalyon 431/BANTENG RAIDERS dengan motto/semboyan “PANTANG MUNDUR”. Motto/semboyan ini diberikan oleh Letkol Achmad Yani.Organisasi ini merupakan sandi ROI-I. Bersamaan upacara tersebut telah di lantik pejabat Wadanyon yang di jabat Kapten Hardoyo. Batalyon Banteng pertama Ini mendapat julukan BR I.
b. Tanggal 14 Mei 1958. Tentang perubahan menjadi Batalyon BR-II, dislokasi di Purwokerto.
c. Tanggal 30 Oktober 1962 menjadi Batalyon 454/PB-2. Dislokasi Srondol, Semarang.
d. Tanggal 17 Nopember 1965, tentang perubahan menjadi A/PARA. Dislokasi di Srondol Semarang.
e. Tanggal 07 Februari 1966, Tentang perubahan menjadi Yonif 401/PARA BR Dislokasi di Srondol, Semarang.
f. Tanggal 29 Agustus 1970, tentang perubahan nama menjadi Yonif Linud 401/BR ( Organik Kostrad). Dislokasi di Srondol, Semarang.
g. Tanggal 10 September 1979. Tentang perubahan nama menjadi Yonif 401/PARA BR Dislokasi di Srondol, Semarang.
h. Tanggal 27 februari 1985 menjadi yonif 401/BR. Dislokasi di Srondol, Semarang.
i. Tanggal 19 April 1985. Tentang perubahan menjadi pasukan pemukul/PPRC Kodam IV/Diponegoro.
j. Tahun 1987 mrnjadi Pasukan Mobil Kodam (PMK) Kodam IV/Diponegoro. Dislokasi di Srondol, Semarang.
k. Tanggal 15 Desember 2003 tentang pembekuan 8 Satuan Yonif pemukul Kodam dan 2 satuan satuan Kostrad, serta pengesahan pembentukan 10 Batalyon Raiders di jajaran TNI-AD termasuk di dalam nya Yonif 401/Banteng Raiders di ubah menjadi Yonif 400/Raiders Kodam IV/Diponegoro. Dislokasi di Srondol, Semarang.
Atas prakarsa KASAD yang waktu itu di jabat Jendral TNI Ryamizard Ryacudu, untuk membentuk pasukan 10 Batalyon Raiders yang terdiri dari 8 yonif PMK masing masing kodam dan 2 Yonif Kostrad, pada bulan Juni dilaksanakan latihan Pra-Raiders di sekitaran Yonif 400/R selama 3 bulan. Dilanjutkan latihan Raiders mulai dari Paliyan, Gumung Kidul Komplek, sampai Cilacap
l. Berdasarkan surat keputusan Kasad no SKEP/46/XII/2003 tanggal 15 Desember 2003, yonif 401/BR dibekukan. Kemudian di ubah menjadi 400/Raiders.
m. Tanggal 2 Juni 2016 Pangdam IV/DIP MAYJEN TNI Jaswandi meresikan Perubahan nama Yonif Raider 400/Banteng Raiders. Dislokasi di Srondol, Semarang.
TUNGGUL TUNGGUL BATALYON
I. TUNGGUL ANDINI
Berdasarkan surat keputusan Pangdam VII Dip no KPTSD/104/IX/1960 tagl 22 September 1960 ,terhitung mulai tgl 5 Oktober 1960 di berikan tunggul yang pertama ANDINI, sebuah nama lembu jantan yang sangat keramat dan sakti milik batahara guru. ANDINI adalah lembu tunggangan atau kendaraan bagi batara guru, dewa pencipta hidup yang maha besar. Di takuti sebagai pemusnah hidup dan sebagai dewa pertapa.
Riwayat asal ANDINI bagai raja andaka, yang maha nyakrawati di suatu tempat di pegunungan. ANDINI merupakan lembu yang dapat terbang di anggkasa, juga sekor lembu/andaka yang tekun dalam ulah tanpa dan mampu melakukan anjali pada dewanya. Sifat-sifat utama lembu dewa yang sakti inilah yang di jadikan lambang kepribadian bagi Yonif 401/BR, yang bermakna filosofi bahwa sebagai bayangkara negara wajib dengan gagah berani dan pantang mundur menghadapi segala mala petaka yang mengancam keselamatan Negara. Karena sebagai Bhayangkara Negara, wajib memiliki jiwa dan cita cita yang luhur. Termasuk mampu menundukan nafsu anggkara murkanya dalam mengabdikan diri pada Bangsa dan Negara.
II. TUNGGUL JATAYU
Berdasarkan surat keputusan pangdam VII/Dip no KPTS/257/IX/1961, tanggal 20 September 1961, terhitung mulai tanggal 05 Oktober 1961 menerima tunggul JATAYU, yang bisa di terangkan sebagai berikut :
1. Sri Jatayu telah di beritahu oleh ayahnya ( pendeta Sakti ) bahwa putra Dhosoroto, Raden Romom Witoiyo adalah titisan dari Batahara Wisnu.
2. Dalam cerita Ramayana, pembelaan Sri JATAYU terhadap Sri Rama yang gagah dan gigih melawan angkara murka Prabu Rahwana, Raja Alengka Pura, mengakibatkan Sri Jatayu menderita Luka parah kehilangan 1 sayapnya hingga tinggal menunggu saat gugur. Dalam penderitaan, Srijatayu terhadap mempertahankan hidupnya. Ia tidak menghembuskan nafas penghabisannya sebelum dapat menyampaikan laporan kepada Rama Wijaya tantang peristiwa yang perlu di rintis dalam perjuangan selanjunya. Hal ini mengambarkan betapa besar kesetiaan pada Nusa dan Bangsa, yang di kandung prajurit, hingga hembusan nafas penghabisan.
3. Arti warna tunggul JATAYU
a. Pita
Sifat: merupakan pita tertunggal yang pada kedua ujungnya melipat cekung ke muka ( membuka).
Arti: selalu bersifat menengadah kepad yang maha ESA (JAWAMANGUSWO/SUMUNGKEM/TANSAH MATRAPAKE SEMBAH MARANG GUSTINE).
b. Bokor sesaji
Sifat: biasanya berisikan bunga2 ( kembang setaman) berwarna hitam.
Arti : sesaji maksudnya leladi. Hitam maksudnya langgeng/tulus.
Jadi arti seluruhnya Leladi atau berbakti yang tulus untuk nusa dan bangsanya.
c. Kangkung tirto
Sifat:
1. Tumbuhan yang hidup di dua alam, yaitu tanah dan air
2. Melilit/menjalar dan pada ujungnya melengkung kedalam ( Ukel Minang Kara)
3. Jenis tumbuhan yang menjalar, mudah hidup sendiri sekalipun terputus2.
4. Jenis tumbuhan yang tangkai/ dahannya kosong tidak berisi ( 0 )
Arti:
1. Dapat menyesuaikan diri dalam suasana alam atau masyarakat dimanapun.
2. Cepat dalam kerja bahktinya, sedangkan ukel minangkara yang berwujud rendah bagian muka dan tinggi bagian belakangnya mengandung maksud harus selalu waspada dan mampu menelaah segala tinggi rendahnya persoalan ( JAWA : ngerti marang endek duwuring sangkan parang ).
3. Dapat hidup yang mandireng ( Zelis Tanding ).
4. Memepertinggi amal karanya yang hampa akan rasa kepemilikan sesuatu.
d. Cempaka mulia
Sifat:
1. Bunga menghias taman ( pepasren).
2. Harum/sedap baunya luar dalam ( gondo arum).
Arti:
1. Selalu dapat menunjukan ketinggian budi dan dapat mendapatkan fungsi pribadinya didalam masyarakat.
2. Budi luhur, ynag mewujudkan pada lahir serta batinnya.
e. Makara
Terdiri dari lukisan pita, bokor, sesaji, kangkung tirto, dan cempaka mulia.
Sifat: berbentuk suatu kepala raksasa/denawa.
Arti: selalu dapat menguasai rasa nafsu anggkara dan kemurkaan.
f. Bintang
Sifat : benda alam, menghias angkasaraya dam menjadi petunjuk iklim.
Arti: mampu menjadi sauri tahuladan dalam fungsinya sebagai tulang punggung masyarakat. Mampu menjadi petujuk jalan.
g. Tata warna
1. Kuning :
- Jaya dan bercita2 luhur.
- Jiwa yang bergaya hidup.
- Keteguhan iman dan berbudi luhur.
2. Putih :
Suci, jujur dan adil dalam segala tindak.
3. Hijau :
- Keadaan alam ( medan) diman angkatan darat secra umum melaksanakan tugas pengabdiannya.
- Kesuburan persada bumi Indonesia dimana Anggkatan Darat di lahirkan, hidup, dibesarkan, dan berpijak.
- Kemakmuran dan kesejahteraan Indonesia adalah cita2 setiap prajurit.
- Kesegaran jiwa prajurit dalam pengabdiannya terhadap cita2 dan tanah air.
4. Hitam :
- Tegak dan tawakal ( langgeng/sempurna ).
- Tegak, teguh, dan tenang.
- Hening, eling, dan waspada.
- Sentosa lahir dan batinnya.
5. Merah:
- Suadaya jiwa prajurit yang gagah berani dan bertanggung jawab.
- Kesanggupan dan kesediaan untuk berbakti dan berkurban.
- Tegas dan bijaksana.
III. TUNGGUL RAIDERS
Berdasarkan Surat Keputusan KASAD NO SKEP/46/XII/2003tanggal 15 Desember 2003 tentang pembekuan 8 satuan yonif pemukul Kodam dan 2 satuan yonif Kostrad, serta pengesahan pembentukan 10 satuan Yonif Raiders di jajaran TNI AD, termasuk di dalam nya Yonif 401/Banteng Raiders berubah menjadi Yonif 400/Raiders dan pemberian tungggul baru RAIDER.
1. Makna Lambang Satuan
Tunggul Batalyon Infanteri 400/Raiders terdiri dari kepala tunggul dan bendera tunggul yang bernama RAIDERS, dengan warna dasar hijau lumut dan terdapat lambang Kartika Eka Paksi, tulisan Batalyon Infanteri 400/Raiders, sebuah perisai berlatar belakang merah putih, dan terdapat petir dan sangkur emas serta bertuliskan CEPAT SENYAP TEPAT yang dapat di artikan sebagai berikut:
a. Warna hijau lumut yang mengandung arti keadaan alam persada bumi Indonesia dengan kemakmuran dan kesejahteraan, menjadi cita2 setiap Prajuruit Raider dimanapun berada dan bertugas.
b. Kartika Eka Paksi merupakan lambang dari TNI AD dimana 10 Batalyon Raiders merupakan Kesatuan andalan AD.
c. Perisai dengan petir dan pisau berwarna Emas mengandung makna sebagai berikut:
1. Perisai berlatar belakang warna bendera merah putih mengandung makna bahwa setiap Prajurit Raiders selalu siap sedia sebagai benteng terdepan untuk mempertahankan tetap tegaknya NKRI.
2. Petir dengan berwarna dasar emas mengandung makna bahwa Prajurit Raiders dengan kemampuan dan ketangkasan yang di miliknya mampu bertindak cepat dengan sasaran terpilih dan pendadakan.
3. Pisau dengan warna dasar emas mengandung makna sebagai berikut:
1. Mencerminkan ketajaman berolah pikir dan berolah yuda yang menjadi ciri khas Prajurit Raiders
2. Tanpa mengunakan senjata yang modern, Prajurit Raiders mampu mendekati, memilih, dan menghancurkan sasaran.
3. Tulisan “CEPAT SENYAP TEPAT” merupakan semboyan Prajurit Raiders yang mengambarkan seorang Prajurit Raiders harus dab dapat bergerak cepat dengan senyap untuk mendekati sasaran dan tepat pada sasaran yang di tuju.
2. Bendera perang satuan
Angka 401, senjata silang, dan warna dasar bendera hijau/merah.
Angka 401 merupakan angka bagi satuan 401 banteng raiders, sedangkan senjata silang melambangkan satuan infantri di tubuh TNI AD.
a. Warna hijau melambangkan:
1. Keadaan alam ( medan ) dimana Anggkatan Darat pada umum nya melaksanakan tugas pengabdiannya.
2. Kesuburan persada bumi Indonesia dimana AD di lahirkan, hidup., dibesarkan, dan berpijak.
3. Kemakmuran dan kesejahteraan Indonesia adalah cita2 setiap Prajurit.
4. Kesegaran jiwa Prajurit dalam pengabdiannya terhadap cita2 dan tanah air.
b. Warna merah melambangkan :
1. Swadaya jiwa Prajurit yang gagah berani dan bertanggung jawab.
2. Kesanggupan dan kesediaan untuk berbakti dan berkorban.
3. Tegas dan bijaksana.
c. Sangkur terhunus dan granat tangan yang di gemgam erat oleh kedua tangan dilatar belakangi helm baja berwarna dasar putih mengandung makna bahwa prajurit 401 BR memiliki ketajaman dan kedahsyatan dalam bertindak untuk mencapai kemenangan dalam setiap pertempuran yang di tunjukkan dengan kesucian, kejujuran, dan keadilan dalam mengemban setiap tugas dengan tekat membaja dan pantang menyerah demi ke utuhan NKRI.
d. Sesanti, “ Hing Ngarso Musana Yudha “ yang mengandung arti, dengan kemauan yang kuat dengan di landasi iman akan selalu maju terus pantang mundur sebelum memenangkan suatu pertempuran.
SEMBOYAN SEMBOYAN PRAJURIT RAIDERS
Guna menambah semangat dan mengobarkan jiwa korsa antar Prajurit, maka satuan Yonif Raider 400/BR mengunakan semboyan-semboyannya yang dapat membangkitkan kecintaan dan kebanggan terhadap satuan.
1. HANGOLONG TEKAT WIWARANING DJURIT
Semboyan ini terdapat pada kepala panji dimana dilukiskan tahun sangkalan ( surya sangkolo).
a. Golong mempunyai watak 1
b. Tekat mempunya watak 6
c. Wiworo mempunyai watak 9
d. Djurit mempunyai watak 1
Suatu pencatatan tahun dimana yon Banteng Raiders di bentuk menjadi Batalyon para caduad pada tahun 1961 yang mengandung arti, setiap Prajurit mempunyai gegebengan tekat 1, yaitu setia terhadap nusa dan bangsa sampai hembusan nafas terakhir.
2. LIMA PRINSIP PRAJURIT BANTENG RAIDERS.
Adapun lima prinsip prajurit Banteng Raiders tersebut sebagai berikut:
1. Harus berani dan tabah bertempur dalam jarak dekat
2. Harus dapat muncul dengan tiba2 di daerah lawan
3. Berani bertempur dengan kelompok kecil dan pantang mundur
4. Pelihara kontak kejar dan hancurkan
5. Harus selalu dapat merebut persenjataan musuh.
3. PANTANG MUNDUR
Semboyan ini di berikan oleh letkol Inf Achmad Yani sebagai bapak pendiri BR yang mempunya arti bahwa setiap Prajurit Banteng Raiders. Tidak mengenal menyerah dan tidak pernah mundur dalam menghadapi setiap tantangan dan harus mencapai setiap sasaran yang di tuju .
4. BANTENG RAIDERS, PANTANG MUNDUR.
Semboyan ini di gunaklan untuk salam atau penghormatan antar Prajurit Banteng Raiders dalam satuan pemberi salam /hormat mengucapkan “ Banteng Raiders ” yang menerima /,membalas mengucapkan “ Pantang Mundur “.
5. CEPAT SENYAP TEPAT.
Semboyan Prajurit Raiders yang mengambarkan seorang Prajuris Raiders harus dapat bergerak cepat, sehingga mempunya daya kejut dengan senyap tanpa di ketahui oleh musuh untuk mendekati sasaran, dan tepat pada sasaran yang di tuju.
PATUNG MOTIFASI PRAJURI BANTENG RAIDERS
MAKNA DAN ARTI
Patung motifasi yang di buat atas prakarsa Danyonif 401/BR ke-18 letkol Inf Djawas Yusuf NRP 23605 yang di resmikan Pangdam IV/Diponegoro Mayjen TNI Setiana pada tanggal 19 April 1988, merupakan bentuk perwujudan replika prajurit Banteng Raiders yang mampu menumbuhkan jiwa motifasi bagi prjurit Banteng Raiders yang melihat dengan hati nuraninya
Ide ini pun di dukung sepenuhnya oleh Prof Boedi Santoso, seorang Intelektual sipil yang berjiwa Banteng Raiders dalam membela nusa dan bangsa
Patung motifasi ini adalah bentuk nyata dari seorang prajurit Banteng Raiders atas nama PRATU SUNAWAN PUTRA JAYA yang merupakan prototipe prajurit Banteng Raiders sejati yang mempunyai otot kawat balung wesi,dalam artian mampu menghadapi segala tantangan dan rintangan.
Adapun makna yang terkandung dalam patung motifasi ini adalah :
1. Dengan bentuk patung yang sempurna seorang prajurit yang berteriak dengan penuh semangat, dengan sikap kuda-kuda kiri depan berpakaian PDLT, beratribut lengkap sesuai dengan kualifikasinya, mengandung makna bahwa prajurit Banteng Raiders selalu siap sedia untuk mendarmabaktikan jiwa dan raganya dengan kemantapan hati demi tegaknya NKRI.
2. Tangan kanan mengangkat senjata di atas kepala mengandung makna bahwa prajurit Banteng Raiders memiliki ketrampilan yang handal dalam pertempuran, dengan selalu mengasah kemampuan kemampuan yang di miliki agar dapat menyatu dengan alat yang di miliki pemiliknya.
3. Tangan kiri memegang tunggul bendera JATAYU, mengandung makna bahwa prajurit Banteng Raiders selalu menjunjung tinggi panji-panji satuan dalam melaksanakn tugas dimanapun berada dan akan berusaha sampai titik darah penghabisan untuk tetep mempertahankan nama besar Banteng Raiders.
4. Arti dari tunggul jatayu sendiri sudah kita jelaskan di bagian lambang Satuan. Dalam hal ini mengambarkan betapa besarnya kesetiaan kepada kesatuan, juga Bangsa dan Negara
5. Bebatuan sebagai alas berdirinya patung motifasi mengandung makna bahwa setiap tugas yang di bebankan akan banyak menghadapi rintangan dan hambatan. Degan demikian diharapkan setiap prajurit Banteng Raiders mampu bertindak secara profesional dalam menghadapi tugas seberat apapun.
6. Patung yang berdiri diatas pondasi putih berbentuk segi empat dengan bertuliskan nama-nama prajurit Banteng Raiders yang telah gugur dalam mendharmabaktikan untuk Bangsa dan Negara. Makna yang di ambil bahwa untuk menjadi prajurit Banteng Raiders harus selalu siap mengorbankan jiwa dan raga untuk nusa dan bangsa demi ke utuhan NKRI.
7. Batu prasasti di bawah patung bertuliskan “ YONIF 401 SATUAN PEMUKUL KODAM TUNJUKKAN KEMAMPUANMU ITU” mengandung makna bahwa Prajurir Banteng Raiders dalam tugas apapun harus memberikan yang terbaik demi kejayaan Banteng Raiders.